Dishubinbudpar Giat Gali Potensi Wisata Alam Enrekang

Alam Enrekang yang eksotik, masih belum dipoles serius, untuk menjadi daya tarik dalam hal pariwisata. Keindahan potensi yang terkandung, nyaris terabaikan karena alasan dana dan kurangnya investor melirik.Sinyalemen itu tentu tak seluruhnya terbilang sesuai fakta, sebab Dishubinbudpar yang membidangi pariwisata telah berbuat walau masih sangat terbatas dalam berbagai sektor.”Potensi alam menunjang pariwisata tetap menjadi tak terpisahkan dengan program pengembangan informasi dan budaya, untuk dikemas dalam wujud paket wisata daerah dan itu memerlukan proses yang sementara terus dibenahi,” ujar Kabid Komunikasi Dishubinbudpar, Drs Muh Suaib MSi. Sejumlah potensi eksotis, seperti jelajah Arung Sungai Saddang, pendakian Latimojong dan panorama Gunung Nona (erotic mountain) dan gugusan Benteng Alla, terbilang asri dan menawan. Namun sayang, tidak dikelola secara maksimal.Komunitas Enrekang yang santun menjadi daya tarik tersendiri ketika berada di wahana wisata daerah ini. Kelebihan alam Enrekang, tak cukup dengan semangat, namun masih dibutuhkan pembenahan terhadap potensi yang dimiliki. Tak berlebihan, jika itu digarap serius bisa mendongkrak pendapatan daerah. ”Jika dimungkinkan, memang bisa memberikan kontribusi PAD,” kata M Suaib.

Penelusuran Gua ( Lo’Ko ) Bubau

Kabupaten Enrekang yang berlokasi sekitar 276 kilometer dari Kota Makassar ini, secara geografis memang berada di wilayah pegunungan dan hampir sebagian daerah ini terdiri dari pegunungan karst (batu kapur). Tak heran, jika di daerah ini bakal ditemukan berbagai jenis batuan dan anak-anak sungai yang memotong pegunungan yang satu dengan lainnya.Sebagai daerah yang banyak memiliki kawasan karst, otomatis juga memiliki banyak gua. Salah satu gua yang kerap didatangi pencinta alam, karena terbilang eksotis, penuh tantangan dan memiliki kekhasan yang membedakan dengan gua lainnya adalah Loko Bubau (Gua Bubau). Pemberian nama Gua Bubau oleh masyarakat setempat, karena dari dalam gua ini mengeluarkan aroma/bau khas (seperti bau apek) yang tercium mulai jarak 2 meter dari mulut gua. Entah itu karena batuan yang mulai lapuk atau karena kotoran kelelawar. Yang jelas, bau ini sudah tercium sejak ditemukannya gua ini, hingga sekarang.Untuk tiba di Gua Bubau yang berlokasi di Dusun Asean, Desa Parindin, Kecamatan Baraka, Kabupaten Enrekang, Sulsel, dibutuhkan fisik yang prima. Hal ini karena untuk mencapai tempat tersebut harus menempuh perjalanan kurang lebih sembilan jam dengan kendaraan roda empat dari Kota Makassar, atau sekitar dua jam dari Ibu Kota Kabupaten Enrekang. Itu pun harus dilanjutkan dengan berjalan kaki menelusuri lembah, ngarai dan sungai-sungai di Kawasan Baraka dengan suhu rata-rata 5-15 derajat Celcius, bahkan bisa di bawah 0 derajat Celcius pada waktu-waktu tertentu. Rasa penat sepanjang perjalanan akan sirna dan terobati tatkala sudah menikmati pemandangan di sekitar Dusun Asean hingga menelusuri bukit dan lembah, diiringi kicau burung serta gemericik air sungai. Kadang-kadang juga bisa dilihat ular piton yang melilit di pohon atau melintas pada jalan setapak.Menelusuri Gua Bubau membutuhkan waktu rata-rata tiga jam perjalanan, mulai dari mulut gua sampai ke batas akhir berupa mulut gua lainnya. Mulut gua sebagai pintu masuk berdiameter 8 meter dengan tinggi langit-langit 5 meter. Baca lebih lanjut

Kolaborasi Musik Bambu dan Barutung Dalam Penyambutan Tamu

Musik bambu, alat musik tradisional Suku Massenrengpulu, Kabupaten Enrekang, Sulawesi Selatan, sering ditampilkan dalam penyambutan tamu yang berkujung di kabupaten Enrekang yang biasa nya di kolaborasikan dengan musik barutung berbeda dengan musik bambu yang kebanyakan alat musiknya di tiup kalau musik barutung alat musik nya di hentakan di tanah sehinggah menimbulkan bunyi.musik kolaborasi ini juga biasa untuk mengiringi tarian tradisional dalam penyambutan tamu.Surugana Bambapuang atau surga dari Gunung Bambapuang. Itulah lagu yang melukiskan keindahan gunung yang berada sekitar 3.400 meter dari permukaan laut (dpl) dan menjadi lagu khas Suku Massenrengpulu yang mendiami Kabupaten Enrekang, Provinsi Sulawesi Selatan.Lagu itu mengalun indah lewat konser musik bambu yang dimainkan kelompok tani serta siswa sekolah dasar dan menengah dari berbagai kecamatan di Kabupaten Enrekang, saat Gelar Budaya Sulawesi Selatan 2006 di Lapangan Abu Bakar Lambogo, di kaki Gunung Bambapuang, tahun lalu. Musik bambu Enrekang yang terancam punah itu, berhasil ditampilkan kembali dengan baik.Masyarakat Suku Massenrengpulu (Maiwa, Duri dan Enrekang) menyebut musik bambu sebagai musik bas, semua peralatannya terbuat dari bahan bambu pelang atau petung, bentuknya menyerupai peralatan musik angklung dari Jawa Barat.Angklung dan musik bas dimainkan secara berkelompok. Hanya saja bedanya, alat musik angklung mengandalkan bunyi suara bamboo, sedangkan musik bas adalah alat musik tiup. Alat tiup itu pun terus berkembang dan menjadi sarana hiburan rakyat di pedalaman Enrekang, dilengkapi alat tabuh yang dibuat dari kulit sapi dan dimainkan beramai-ramai pada saat upacara adat, menyambut musim panen atau pesta rakyat. Baca lebih lanjut

Media Center Enrekang Optimis Juara

Kepala Seksi Media Informasi Pemkab Enrekang, Lubis Rahman, di ruang kerjanya, Rabu (25/1), menjelaskan, penilaian itu dilakukan bulan Juli hingga Agustus 2011. Sementara untuk bulan September hingga Desember belum diketahuinya.”Alhamdulillah, kita berada di peringkat ke-19 dari 117 media center se Indonesia,” ungkapnya.Ia sangat optimis bahwa media center yang saat ini mulai banyak pengunjungnya itu akan masuk pada peringkat 10 besar. Optimisme Lubis itu diyakini dengan adanya kontribusi informasi, baik dari daerah ke pusat maupun sebaliknya. “Kita optimis masuk 10 besar. Soalnya, sampai sekarang, kontribusi informasi lewat portal info publik, aktif kita lakukan,” kata Lubis.Ditambahkan, salah satu penilaian keberhasilan media center adalah kontribusi informasi. Apalagi media center ini mendapat dukungan penuh dari Pemkab.Selain itu, media center daerah semakin banyak fasilitasnya. Misalnya, komputer dan perangkatnya, sehingga secara otomatis pemanfaatannya juga semakin banyak. Baca lebih lanjut

Musik Bambu Enrekang

Masyarakat Massenrempulu sendiri menyebut musik bambu sebagai musik bas. Komponennya memang terbuat dari bahan bambu. Yakni bambu jenis petung. Dengan suara yang khas. Bentuk peralatannya mirip musik angklung dari Jawa Barat. Keduanya juga dimainkan berkelompok. Bedanya, alat musik angklung mengandalkan bunyi suara bambu sambil digoyang-goyangkan. Sedangkan musik bas ini caranya ditiup. Alat ini pun terus berkembang dari tahun ke tahun sejak ia muncul. Kini, fungsinya menjadi sarana hiburan rakyat di pedalaman Enrekang.Selain itu, alat ini juga kadang dilengkapi alat tabuh dari kulit sapi. Yang dimainkan beramai-ramai saat upacara adat, menyambut musim panen, pesta pernikahan atau pesta rakyat. Biasa juga ditampailkan saat konser musik bambu antarkelompok tani serta siswa sekolah dasar dan menengah di Enrekang. Musik bambu dikenal mulai berkembang semasa penjajahan Belanda di Indonesia.Soal awal mulanya, belum ada satupun warga Massenrempulu yakin dari mana asalnya. Entah ini asli kesenian Kabupaten Tana Toraja atau masuk alat musik Kesenian Enrekang. “Dulu kan kita satu nenek, Tator dan Enrekang. Jadi kita tidak tahu, darimana aslinya,” kata Sumantri, 46 tahun.

Baca lebih lanjut

Media Center Masih Butuh Pembenahan

Dari 115 Kabupaten/Kota di Indonesia yang telah memiliki media center, media center yang dikelola Dinas Perhubungan, Infokom, Kebudayaan dan Pariwisata (Dishubinbupar) Enrekang berada pada peringkat ke-19.
Penilaian media berdasarkan dari produktifitas berita informasi publik. Kasi Media Informasi Dishubinbupar Enrekang, Lubis Rahman, mengatakan, penilaian itu merupakan hasil resmi yang dilansir Balitbang Kominfo RI, Soemarno ketika bertandang ke Media Center Enrekang beberapa waktu lalu. Soemarno datang didampingi Redaktur Portal Infopublik Kominfo RI, Toebari. Wakil Bupati Enrekang H Nurhasan dan Kepala Dishubinbupar H Lateng juga hadir kala itu. Hasilnya, Balitbang Kominfo RI, Soemarno menyebut media center Dishubpar Enrekang berada di urutan ke-19 dari 115 media center se Indonesia. Peringkat ini naik dibanding sebelumnya yang hanya berada diurutan 30 se-Indonesia. Menurut Lubis, keunggulan yang dimiliki, selain produktifitas informasi publik, juga terletak pada dukungan Pemkab dalam pengembangannya. Baca lebih lanjut

ENREKANG DAPAT BANTUAN 5 UNIT KOMPUTER

Media Center yang disediakan oleh Dinas Perhubungan, Informasi dan Komunikasi Enrekang mendapat apresiasi dari Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) buktinya media center Enrekang mendapatkan tambahan 5 unit komputer lagi.”Dari 5 unit komputer yang ada kita sudah mendapatkan tambahan 5 unit lagi, jadi saat ini sudah ada 10 unit komputer yang dilengkapi dengan fasilitas internet dengan ruangan yang cukup refresentatif,” kata Kepala Dinas Perhubungan, Informasi dan Komunikasi Enrekang, H Lateng.Dengan adanya tambahan ini, maka kini di media center Enrekang sudah tersedia 10 unit komputer. Baca lebih lanjut

Pemugaran Wisata Tontonan

Situs Tontonan merupakan situs sejarah berupa tempat penguburan mayat dengan mengunakan mandu atau erong yang di berjejer di sepanjang dasar tebing sepajang 125 meter.Situs tontonan ini terletak di Kelurahan Tanete,kecamtan Anggeraja yang berjarak 27 Km dari pusat kota Kabupaten Enrekang.objek wisata ini masih sering di datangi oleh wisatan lokal kerena tempatnya masih strategis kerena berhadapan dengan jalan poros oleh sebab itu Pemerintah Kabupaten Enrekang melaklukan pemugaran untuk pertama kalinya dengan pembagunan pagar serta gazebo di areal obyek wisata Tontonan (Anggeraja) sudah masuk dalam tahapan perampungan.Hal itu disampaikan Camat Anggeraja, Ahmad Nur, akhir pekan lalu. “Untuk pembangunan pagar, prosesnya sudah melewati 50 persen. Kami berharap dalam waktu dekat semuanya selesai sesuai batas akhir yang telah ditentukan,” katanya, kemarin.”Biayanya seratus juta rupiah khusus untuk pengadaan pagar saja,” ungkapnya Baca lebih lanjut

DINAS PerhubInfoKomParBud

    Dewasa ini paradigma penyelenggaraan pemerintahan menempatkan Negara pada posisi sebagai pembuat kebijakan, regulator dan fasilitator, maka sejalan dengan hal tersebut otonomi daerah yang menekankan pemberdayaan pemerintah dengan prinsip demokrasi, peran serta masyarakat, pemerataan keadilan serta potensi dan keanekaragaman daerah sehingga dapat mewujudkan pemerintah yang baik (Good Government). Penyelenggaraan Otonomi Daerah berdasarkan Undang-undang No. 22 tahun 1999 yang menekankan kewenagan yang luas, nyata dan betanggung jawab kepada Daerah secara Profesional dalam Kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Perubahan paradigma tersebut berimplikasi pada format kelembagaan dan pelaksanaan tugas – tugas di berbagai sector termasuk sector Perhubungan, Infomasi Komunikasi,Kebudayaan dan Pariwisata dengan Elektronik Government (E – Government) .
Sebagai lembaga Pemerintah Daerah Kabupaten Enrekang Dinas Perhubungan,Infokom, Pariwisata & Kebudayaan Kabupten Enrekang merupakan institusi yang harus melaksanakan amanat rakyat dalam rangka pelakasanaan asas desentralisasi yang berfungsi memberikan pelayanan Perhubungan,Informasi Komunikasi Kebudayaan dan Pariwisata sebagai berikut :

1. Dalam rangka memperkokoh persatuan dan kesatuan, mencerdaskan kehidupan bangsa berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945.
2. Merumuskan dan menetapkan kebijakan teknis di bidang pembangunan Perhubungan, Informasi Komunikasi Kebudayaan dan Pariwisata.
3. Meningkatkan kualitas Informasi di berbagai bidang melalui penguasaan dan penerapan Teknologi Informasi guna memperkuat daya saing Pemerintah Kabupaten Enrekang dalam menghadapi tantangan global.
4. Membangun jaringan informsi Komunikasi antara Pusat dan Daerah serta antara Propinsi, termasuk Instansi lingkup Kabupaten Enrekang secara timbal balik dalam rangka mendukung pembangunan Kabupaten Enrekang.
5. Meningkatkan peran pers yang bebas sejalan dengan peningkatan kualitas insan pers agar profesional, berintegrasi dan menjunjung tinggi etika pers.
6. Memperkuat kelembangaan dengan cara peningkatan sumber daya aparat, sarana dan prasaran dalam rangka memperjuangkan kepentingan Daerah.
7. Pembangunan implementasi E-Government yang memiki beberapa keunggulan dan manfaaat yang dapat langsung dirasakan oleh masyarakat.
8. Membina UPT bidang Perhubungan yang ada dikecamatan – kecamatan.

Dalam rangka mewujudkan harapan serta untuk menjalankan tugas, fungsi yang diemban oleh Dinas Perhubungan,Infokom, Pariwisata &Kebudayaan Kabupten EnrekangDalam rangka mewujudkan harapan serta untuk menjalankan tugas, fungsi yang diemban oleh Dinas Perhubungan,Infokom, Pariwisata &Kebudayaan Kabupaten Enrekang.Tujuan penyusunan Rencan Strategi ini dimaksudkan untuk dijadikan acuan bagi institusi Dinas Perhubungan,Infokom, Pariwisata & Kebudayaan Kabupten Enrekan dalam pelaksanaan tugas pokok dan fungsi dalam kurun lima tahun kedepan yang dirumuskan secara kaulitatif dan umum yang mengacu kepada arah kebijakan strategis dan kebijakan ini dijabarkan kedalam sasaran yang lebih spesial dan terukur agar dapat disusun suatu sasaran yang realistis, maka dalam menyusun sasaran di pertimbangkan indikator kinerja yang sudah dirumuskan dalam program jangka panjang. sebagai berikut ;
1. Meningkatkan kualitas dan pemberdayaan sumber daya manusia di bidang Informasi Komunikasi dan Pengelola Data Elektronik.
2. Meningkatkan kualitas pengembangan jaringan Teknologi Informasi dan jaringan komunikasi social serta hubungan kelembagaan.
3. Meningkatkan kualitas dan pendayagunaan sarana dan prasarana Informasi Komunikasi dan Pengelola Data Elektronik.
4. Mendorong peran aktif masyarakat akan pentingnya informasi dan pendayagunaan teknologi.
5. Meningkatkan kualitas informasi melalui sosialisasi dan disemasi.
6. Mewujudkan Profesionalisme Organisasi.
7. Mewujudkan pelayanan kepada masyarakat yang berbasis teknologi di bidang elektronik.
Sasaran adalah hasil yang akan dicapai secara nyata oleh Dinas Perhubungan,Infokom, Pariwisata &Kebudayaan Kabupaten Enrekang kedalam rumusan yang lebih spesifik, terukur dalam kurun waktu yang lebih pendek dari tujuan untuk mencapai Visi dan Misi yang merupakan bagian integral dari Rencana Strategis Kabupaten Enrekang, maka sasaran pembangunan Dinas Perhubungan,Infokom, Pariwisata &Kebudayaan Kabupaten Enrekang adalah :

1. Terwujudnya pemulihan fungsi sarana dan pra sarana perhubungan agar mampu memberi dukungan maksimal bagi kegiatan pemulihan ekonomi masyarakat.
2. terwujudnya pemberian peluang yang sama secara adil dan demokratis kepada masyarakat untuk berperan serta dalam penyelenggaraan perhubungan sesuai dengan perinsip – perinsip Good Governance.
3. Tersedianya aksebilitas pelayanan jasa perhubungan dikawasan pedesaan , kawasan tertinggal dan kawasan terpencil untuk menciptakan suasana aman dan damai.
4. tersedianya tambahan kapasitas pelayanan jasa perhubungan yang berkualitas untuk meniungkatkan kesejahteraan masyarakat.
5. Terwujudnya pendidikan dan pelatihan sumber daya manusia di Bidang Dinas Perhubungan,Infokom, Pariwisata &Kebudayaan Kabupaten Enrekang Terwujudnya kebijakan pengembangan infrastruktur jaringan teknologi informasi pada instansi pemerintah lingkup Pemerintah Kabupaten Enrekang termasuk system hubungan kelembagaan yang terkait.
6. Tewujudnya hubungan interaktif antara masyarakat, media informasi dan pemerintah.
7. Terwujudnya pemanfaatan teknologi informasi pada instansi Pemerintah (E-Government) untuk memberikan pelayanan kepada dunia usaha dan masyarakat secara efektif dan transparan.
8. Terwujudnya Peningkatan kualitas Informasi dan komunikasi di berbagai bidang sesuai dengan kebutuhan masyarakat.
9. Terwujudnya peningkatan akses masyarakat ke system informasi terpadu.
10. Terwujudnya peningkatan kinerja dan citra aparat Dinas Perhubungan , Infokom, Kebudayaan dan Pariwisata.